Friday, September 9, 2016

Dieng Culture Festival VII Tahun 2016

DINAS BUDAYA DAN PARIWISATA KABUPATEN BANJARNEGARA KEMAS DIENG CULTURE FESTIVAL 2016 LEBIH MERIAH

Dinas Kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banjarnegara merupakan dinas teknis daerah yang mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menyelenggarakan kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan objek dan daya tarik wisata, sarana, jasa, pemasaran pariwisata dan kebudayaan serta pelaksanaan urusan ketatausahaan dinas.

Secara umum, peranan Disbudpar adalah mewujudkan kebudayaan dan pariwisata sebagai salah satu andalan pembangunan daerah yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada kekayaan alam, kearifan budaya daerah, dan keanekaragaman lingkungan hidup, serta berupaya menjadikan Kabupaten Banjarnegara sebagai daerah tujuan wisata internasional di Indonesia.

Salah satu upaya untuk menjadikan Banjarnegara sebagai tujuan wisata internasional adalah dengan menetapkan Dieng Culture Festival (DCF) sebagai event internasional tahunan di Kab. Banjarnegara sejak tahun 2009, dimana pada tahun ini akan diselenggarakan pada tanggal 2 - 7 Oktober 2016. 

Prosesi Ruwatan Rambut Gimbal


Acara puncak dari festival ini adalah Ruwatan (pemotongan rambut) Bocah Rambut Gimbal Dieng. Bocah rambut gimbal merupakan fenomena unik di Indonesia yang hanya ada di Dataran Tinggi Dieng Kab. Banjarnegara. Dalam kehidupan sehari-hari, anak berambut gimbal tidak berbeda dengan anak lainnya. Hanya saja, mereka cenderung lebih aktif dibandingkan anak-anak lain, dan pada saat tertentu emosi anak rambut gimbal bisa menjadi tidak terkendali tanpa sebab yang jelas. Kecenderungan ini akan berkurang ketika rambut gimbal tersebut dipangkas.

Masyarakat dataran tinggi Dieng percaya bahwa ritual potong rambut gimbal dapat mengusir nasib buruk atau kesialan yang melekat pada si bocah gimbal maupun masyarakat Dieng.

Ruwatan sendiri adalah acara pemotongan rambut yang ditandai dengan pembacaan doa di rumah pemuka adat Dieng terlebih dulu. Kemudian dilanjutkan dengan kirab arak-arakan anak gimbal yang diruwat menuju Komplek Candi Arjuna.

Kirab juga dimeriahkan dengan beragam hal menarik lain yang bisa diikuti pengunjung. Beberapa hal yang dapat dinikmati pengunjung selain puncak acara ruwatan, antara lain; pemandangan matahari terbit dari belakang Museum Kaliasa yang membuat Komplek Candi Arjuna seolah diselimuti lautan kabut yang merayap turun dari puncak Dieng; Menyaksikan fenomena embun beku akibat suhu di bawah nol derajat Celcius di sekitar Kawasan Candi Arjuna; Menikmati ‘Jazz di Atas Awan’ yang digelar di kaki gunung Dieng dengan latar belakang barisan pegunungan; Bersama-sama minum purwaceng massal;  pertunjukan tari api; dan, tulisan harapan di lampion.

Kabut Pagi di Gunung Dieng

 Tahun ini, perhelatan DCF akan lebih meriah karena melibatkan tiga puluh anak berambut gimbal yang berasal dari Dataran Tinggi Dieng dan Wonosobo. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya melibatkan sepuluh anak dari Dataran Tinggi Dieng saja.

Disbudpar menargetkan acara ini dapat meningkatkan jumlah pengunjung mancanegara hingga 70% dari tahun 2015 lalu yang mencapai angka 100.000 pengunjung.

Bagaimanapun, salah satu faktor kunci suksesnya penyelenggaraan DFC ini adalah partisipasi masyarakat Banjarnegara untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan lingkungan guna memastikan pengunjung mendapatkan pengalaman dan kesan bisa selalu dikenang. Kami tunggu kehadiran Anda pada acara ini.




Kelompok Advertorial 2:
Yoga Setia
Reaza Rahmatika
Firmansyah
Novandre Satria





3 comments:

  1. Sumber informasi tentang doc atau foto belum lengkap

    ReplyDelete
  2. 1. Pada foto harus dimasukkan sumber
    2. Warna judul tidak menggunakan warna-warna soft
    3. Judul terlalu panjang
    4. Paragraf terlalu banyak

    ReplyDelete
  3. 1. Alinea pertama fokusnya adalah promosi Dieng
    2. ALinea pertama: upacara ruwatan untuk 30 anak gimbal

    ReplyDelete