Monday, September 12, 2016

Konstruksi Pemberitaan Impor Daging Kerbau di Media Online Detik.com dan Republika.co.id tahun 2016



Oleh Sofia Mariana N dan Febri Sadyastuti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi pemberitaan impor daging kerbau di detik.com dan republika.co.id. Objek pnelitian ini melibatkan pemberitaan detik.com berjudul “Bulog: Banyak yang Antre Rebutan Daging Kerbau” dan pemberitaan republika.co.id berjudul  “Daging Kerbau Impor Rugikan Peternak Rakyat”.
Untuk mencapai tujuan penelitian, kedua peneliti melakukan  analisis pembingkaian (framing) untuk mengetahui penekanan/penonjolan isu yang dilakukan kedua media. Oleh karena itu, metode yang sesuai untuk penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis framing milik Robert Entmen dengan model analisis yang menjawab empat pertanyaan pendefinisian masalah, sumber masalah, penentuan nilai moral, dan penyelesaian masalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa detik.com mengkonstruksi isu daging sapi dengan cenderung menginformasikan koordinasi positif yang dilakukan pmerintah dalam mengimplementasikan kebijakan impor daging kerbau asal India. Sedangkan republika.co.id mengonstruksikan isu impor daging kerbau dengan cendrung menonjolkan pada aspek negatif dari implementasi kebijakan impor daging kerbau asal India.
Adapun saran yang diberikan untuk kedua media yaitu agar juga mengutip pernyataan pihak pedagang untuk detik.com, dan mengutip pernyataan peternak bagi republika.co.id.
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Kenaikan harga bahan pokok bukan hal baru yang selalu diberitakan setiap tahunnya, khususnya saat mendekati hari raya keagamaan. Sejak menjelang Idul Fitri pada 6 Juli 2016 lalu, kenaikan harga bahan pokok terus menjadi sorotan, khususnya harga daging sapi. Media massa banyak yang menggempur pemberitaan soal harga daging sapi karena komoditas ini menjadi barang yang paling dicari masyarakat dan mengalami peningkatan harga yang naik siginifikan dibanding setahun sebelumnya.
Saat itu, harga daging sapi betah bertengger di harga Rp 120 ribu/kg meski  Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada beberapa menteri di pos ekonomi bahwa daging sapi harus berada di tingkat harga Rp 80 ribu. Seiring berjalannya waktu, pemerintah hanya bisa mengupayakan daging sapi seharga Rp 80 ribu dalam bentuk daging beku, sedangkan daging prime cut dan secondary cut segar masih di atas Rp 80 ribu.
Seperti menjelang Idul Fitri, pada hari-hari menjelang Idul Adha, daging sapi kembali menjadi salah satu topik yang ramai diangkat dalam pemberitaan. Tak berbeda, hal ini juga dikarenakan harga daging sapi masih stabil di tingkat harga yang tinggi. Selain membuka keran impor sapi, kali ini pemerintah juga memilih kebijakan lain dalam hal diversifikasi produk daging, yaitu dengan mengimpor daging kerbau asal India. Tujuannya, agar masyarakat juga mengonsumsi daging selain sapi karena harganya jauh di bawah harga daging sapi.
Beberapa media memberitakan impor daging kerbau dari berbegai saudut pandang. Media online, di antaranya detik.com dan republika.co.id juga beberapa kali menayangkan pemberitaan impor daging kerbau asal India. Salah satu pemberitaan detik.com tentang impor kerbau yaitu berita berjudul “Bulog: Banyak yang Antre Rebutan Daging Kerbau”. Sedangkan salah satu pemberitaan republika.co.id tentang impor kerbau yaitu dalam berita berjudul “Daging Kerbau Impor Rugikan Peternak Rakyat”. Pemberitaan tersebut tentu saja bukan yang satu-satunya bagi detik.com maupun republika.co.id dalam isu impor daging kerbau. Namun, pada dua judul berita online yang tersebut, terdapat perbedaan sudut pandang dan pembingkaian penekanan isu.
Dalam media, penulisan suatu berita dikonstruksikan dari hal bernama realitas, namun terkadang hal itu di konstruksikan tidak sesuai dengan realita yang ada, yang mana sebuah berita yang yang dikonstruksikan tidak sesuai dengan hasil yang konstruksinya, yang artinya berita yang disampaikan dalam media ternyata menyimpan subjektivitas penulis dan tidak netral.
Penulisan suatu berita dalam media, selalu dibentuk dari hal yang bernama realitas, yang mana terkadang realitas yang disampaikan dalam media tersebut tidak sama dengan realitas yang dibingkai. Dalam mempelajari media, analisis bingkai menunjukan bagaimana aspek-aspek struktur dan bahasa berita mempengaruhi aspek-aspek yang lain. Menurut Panuju (2003:1), analisis framing adalah analisis untuk membongkar ideologi di balik penulisan informasi dengan cara seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas.. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengetahui ke arah manakah media akan menggiring pemikiran masyarakat dalam memberitakan isu impor daging kerbau.
I.2. Tujuan dan Manfaat
Konstruksi pemberitaan di media online mengenai suatu isu tertentu salah satunya dapat dianalisis menggunakan metode analasis pembingkaian (framing). Robert Entman merumuskan model untuk menunjukkan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas yang diberitakan. Sesuai model framing Entman, maka analisis ini bertujuan mengetahui bagaimana pendefisian masalah, memperkirakan sumber masalah, nilai moral yang disajikan, serta penekanan penyelesaian masalah pada pemberitaan impor daging kerbau di media online detik.com dan republika.co.id.
Adapun manfaat teortis yang diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu bagi pranata humas dalam menganalisis pemberitaan dan dapat memperkaya penelitian sederhana di bidang komunikasi massa, khususnya pemberitaan di media online dengan menggunakan analisis framing. Sedangkan manfaat praktis yang dapat didapatkan, pertama penelitian ini diharapkan menjadi referensi megenai konstruksi sebuah isu yang ditulis di media online. Kedua, dapat memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa setiap pemberitaan menggunakan pembingkaian (framing) tertentu.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu proses dimana media menyebarkan pesan pada masyarakat secara luas.Komunikasi yang ditujukan ke masyarakat yang tersebar,heterogen, anonim.Pesan ini dapat disampaikan melalui media cetak, media elektronik dan media online sehingga pesan yang sama ini dpat diterima secara serentak dan sesaat.Komunikasi Massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (Media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan.Menurut Charles R. Wright menyatakan komunikasi massa berfungsi untuk kegiatan penyelidikan (surveillance), kegiatan mengkorelasikan, yaitu menghubungkan satu kejadian dengan fakta yang lain dan menarik kesimpulan, selain itu juga berfungsi sebagai sarana hiburan. Ciri- ciri dan karakteristik komunikasi massa meliputi sifat dan unsur yang tercakup didalamnya (Suprapto, 2006 : 13), yaitu:
·         Sifat komunikan, yaitu komunikasi massa yang ditujukan kepada khalayak yang jumblahnya relatif besar, heterogen, dan anonim. Bersifat heterogen berarti khalayak bersifat berasal dari latar belakang dan pendidikan, usia, suku, agama, pekerjaan,. Sehingga faktor yang menyatukan khalayak yang heterogen ini adalah minat dan kepentingan yang sama.
·    Sifat media massa, yaitu serempak dan cepat. Serempak (Simultanety) berarti bahwa keserempakan kontak antara komunikator  dengan komunikan yang demikian besar jumblahnya. Selain itu sifat dari media massa adalah cepat(rapid), yang berarti memungkinkan pesan yang disampaikan pada banyak orang dalam waktu yang cepat.
·         Sifat pesan, Pesan yang disampaikan melalui media massa adalah bersifat umum (Public). Media massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, bukan untuk kelompok orang tertentu.
·       Sifat komunikator, karena meida massa merupakan lembaga organisasi, maka komunikator dalam komunikasi massa, seperti wartawan, utradara, penyiar, pembawa acara, adalah komunikator yang terlembagakan.
2.2. Media Online dan Pemberitaan
Jurnalistik online adalah satu bentuk jurnalistik generasi baru yang muncul seiring dengan munculnya media online. Setelah media cetak dan elektronik, media online bisa dikatakan sebagai jenis media generasi ketiga.Media online mempunyai kemampuan untuk menyampaikan berita dengan lebih luas dan sangat cepat. Media online memampukan jurnalisnya menyuguhkan berita terbaru sehingga pembaca akan mengetahui hal-hal baru lainnya (Craig,2005:30).
Media Online mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan beragam media sekaligus (teks,visual dan audio). Media Online disebut juga dengan Digital Media. Digital media sendiri adalah media yang tersaji secara online di internet.
2.3. Analisis Pembingkaian (Framing)
Teori Analisis Framing (Frame Analysis Theory) adalah salah satu metode analisis teks yang berada dalam kategori penelitian konstruksionis. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi (dalam Eriyanto, 2005: 37). Realitas itu ada, karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Realitas tercipta lewat konstruksi, sudut pandang tertentu dari wartawan. Analisis framing merupakan metode untuk melihat cara bercerita media atas peristiwa. Cara bercerita itulah yang tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita. Cara ini berpengaruh pada hasil akhir konstruksi realitas (Eriyanto, 2005). Dapat dikatakan, seorang wartawan dalam sebuah media akan mengemas peristiwa sesuai dengan cara pandang media tersebut. Sehingga dari cara pandang media kemudian akan mempengaruhi cara bercerita seorang wartawan.
Hal tersebut menarik untuk dikaji dan ditelaah lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada penonjolan aspek-aspek tertentu di antara kedua situs tersebut karena sudah sepatutnya media dalam pemberitaannya bersikap netral.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Guna meneliti masalah di atas, penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Metodologi kualitatif berasal dari pendekatan interpretatif (subjektif). Pendekatan interpretatif ini mempunyai dua varian, yakni konstruktivis (Constructivism Paradigm) dan kritis (Critical Paradigm). Perbedaan antarpendekatan ini dapat diketahui berdasarkan empat landasan falsafahnya, yaitu ontologis, epistemologis, aksiologis, dan metodologis. Berdasarkan pada permasalahan yang akan dibahas dan kerangka pemikiran yang telah dibangun, maka penelitian ini berpijak pada paradigma subjektif kontruktivis.
Pace & Faules (2005) dan Hidayat (1999) dalam Kriyantono (2006: 53-54) menjelaskan, secara ontologis, paradigma subjektif konstruktivis memandang bahwa realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, dan berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Dalam pemberitaan, realitas yang ditampilkan adalah hasil konstruksi mental dari wartawan, di mana realitas dipahami secara beragam dan dipengaruhi pengalaman, konteks, dan waktu pribadi si wartawan. Sedangkan secara epistemologis, pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. Adapun dari sudut pandang aksiologis, tujuan penelitian ini adalah merekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti.
3.2. Model Framing Entman
Menurut Robert Entman, meskipun analisis framing dipakai dalam berbagai bidang studi yang beragam, satu faktor yang menghubungkannya adalah bagaimana teks komunikasi yang disajikan, bagaimana representasi yang ditampilkan secara menonjol memengaruhi khalayak. Konsep framing Entnam digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain. (Eriyanto, 2002:186)
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas. Seleksi isu berkaitan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan. Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada bagian berita yang dimasukkan, tetapi ada juga berita yang dikeluarkan. Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu.
Penonjolan aspek tertentu dari isu berkaitan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu di suatu peristiwa dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis. Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.
Problem Identification
Pendefinisian masalah. Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?
Diagnose Causes
Memperkirakan masalah atau sumber masalah. Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah?
Make Moral Judgement
Membuat keputusan moral. Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan?
Treatment Recommendation
Menkekankan penyelesaian masalah. Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah?

3.3. Teknik Pengolahan Data
Pada penelitian ini, data yang digunakan yaitu teks pada pemberitaan di media online. Peneliti mengumpulkan dua pemberitaan yang sudah ditentukan sebagai objek penelitian dari media detik.com dan republika.co.id.. Selanjutnya, unit analisis yang akan dibedah menggunakan model framing Entman yaitu judul dan paragraf pada pemberitaan di detik.com dan republika.co.id.
Untuk menjawab pertanyaan Entman, peneliti mengkaji pokok pikiran setiap paragraf untuk menentukan pokok masalah, memerhatikan  narasumber dan kutipan untuk menentukan sumber masalah, serta mengkaji makna tersirat untuk menentukan nilai moral dan rekomendasi.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Problem Identification
Pada pemberitaan detik.com berjudul “Bulog: Banyak yang Antre Rebutan Daging Kerbau India”, pendefinisian masalah yang dikemukakan ialah antusiasme pendistribusian daging kerbau di wilayah DKI Jakarta. Sedangkan pada pemberitaan republika.co.id, pendefinisian masalahnya yaitu  impor daging kerbau asal India menimbulkan kerugian. Identifikasi masalah ini ditentukan berdasarkan apa yang terlihat dari judul dan lead berita.
Dari pendefinisian masalah ini, terlihat bahwa masalah yang diangkat detik.com ialah dari sisi koordinasi pemerintah dalam mendistribusikan daging kerbau. Hal utama yang disoroti pada pemberitaan ini yaitu daging kerbau ternyata juga mampu menyedot minat pedagang di tengah maraknya pendapat yang kontra terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Sedangkan republika.co.id mengangkat dampak negatif yang ditimbulkan kebijakan impor daging kerbau asal India, terutama bagi peternak. Republika.co.id mengambil sudut pandang sebagai pendukung pihak yang kontra terhadap kebijakan impor daging kerbau asal India.
4.2. Diagnose Causes
Pada identifikasi sumber masalah pada kedua pemberitaan, peneliti melihat pada narasumber yang ditampilkan dan pernyataan yang disampaikan. Pada pemberitaan oleh detik.com, narasumbernya ialah Direktur Pengadaan Bulog, Wahyu. Pada beberapa penyataannya, Wahyu menyampaikan mekanisme pendistribusian daging kerbau di tingkat pedagang masih dilakukan setahap demi setahap. Ia juga menjelaskan bahwa Bulog menetapkan  Harga Eceran Tertinggi  (HET) sebesar Rp 65.000/kg. Dengan demikian, sumber masalah pada pemberitaan detik.com dimaksud yaitu pendistribusian daging kerbau masih dilakukan secara bertahap.
Sedangkan, pada pemberitaan di republika.co.id, narasumber yang dipilih ialah pengamat peternakan dari Universitas Padjadjaran, Rochadi. Rochadi menyatakan impor daging kerbau asal India terancam merugikan karena India masih belum terbebas dari virus penyakit mulut dan kuku (PMK) sehingga peternak harus mewaspadai hewan ternaknya ikut tertular. Dengan masuknya daging kerbau asal India ke Indonesia, maka juga akan mengubah status Indonesia dengan negara bebas PMK menjadi negara dengan PMK. Denagn demikian, sumber masalah pada pemberitaan republika.co.id ialah daging kerbau asal India belum bebas virus PMK.
4.3. Make Moral Judgement
Setelah menelaan pemberitaan detik.com tentang impor sapi, maka ditemukan beberapa nilai moral positif, yaitu  masyarakat memiliki opsi selain daging sapi untuk dikonsumsi, pemerintah mengupayakan agar masyarakat tidak terus tergantung pada sapi untuk pemenuhan konsumsi daging, dan masyarakat bisa mengonsumsi daging dengan harga terjangkau  dengan adanya daging kerbau ini. Sedangkan, nilai moral negatif yang ditemukan yaitu  pendistribusian daging dikhawatirkan belum mncukupi kebutuhan pedagang.
Sedangkan, nilai moral yang ditemukan pada pemberitaan republika.co.id juga terdiri dari aspek positif dan negatif yang seimbang. Nilai negatifnya yaitu impor daging kerbau  berpotnsi merugikan peternak dan Indonesia terancam tercemar virus PMK. Sedangkan nilai positifnya yaitu impor daging kerbau membrikan opsi konsumsi daging bagi masyarakat dan harga daging kerbau lebih murah dari daging sapi.
4.4. Treatment Rcommendation
Akhirnya, dari kedua pemberitaan di detik.com dan republika.co.id tersebut peneliti menentukan penyelesaian masalah untuk mengatasi isu yang ada di kedua pemberitaan. Untuk detik.com, jalan penyelesaian masalah yang ditawarkan yaitu daging kerbau harus didistribusikan secara adil dan merata. Pedagang juga diharapkan tidak mengambil untung terlalu besar mengambil keuntungan.
Sedangkan jalan penyelesaian masalah yang ditawarkan  utnuk republika.co.id ialah pemerintah direkomendasikan mencari sumber lain impor daging kerbau yang bebas virus PMK. Selain itu, peternak diharapkan mengantisipasi terjangkitnya hewan ternak mereka agar tidak tertarik virus PMK
4.5. Matriks Analisis Framing Entman
Secara singkat, hasil analisis menggunakan model framing Entman terkait pemberitaan impor daging kerbau asal India dapat dilihat dalam matriks berikut:

Detik.com
Republika.co.id
Judul
Banyak Yang Antre Rebutan Daging Kerbau India
Daging Kerbau Impor Rugikan Peternak Rakyat
Define Problem/
Problem Identification
antusiasme pendistribusian daging kerbau di wilayah DKI Jakarta
Impor daging kerbau asal India lebih banyak menimbulkan kerugian
Diagnose Causes

Pendistribusian daging kerbau masih dilakukan secara bertahap.
Daging kerbau asal India belum bebas virus penyakit mulut dan kuku (PMK)
Make Moral Judgement

·    pendistribusian daging dikhawatirkan belum mncukupi kebutuhan pedagang
·  Masyarakat memiliki opsi selain daging sapi untuk dikonsumsi.
·  Pemerintah mengupayakan agar masyarakat tidak terus tergantung pada sapi untuk pemenuhan konsumsi daging.
·  Masyarakat bisa mengonsumsi daging dengan harga terjangkau.
·    Impor daging kerbau berpotensi merugikan peternak.
·    Indonesia terancam tercemar virus PMK
·    Memberikan opsi konsumsi daging bagi masyarakat
·  Harga daging kerbau lebih murah dari daging sapi
Treatment Recommendation

·  Daging kerbau harus didistribusikan secara adil dan merata.
·      Pedagang diharapkan tidak mengambil keuntungan terlalu banyak.
·       Pemerintah direkomendasikan mencari sumber lain impor daging kerbau yang bebas virus PMK.
·       Peternak harus mengantisipasi terjangkitnya hewan ternak mereka agar tidak tertarik virus PMK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian dengan judul “Konstruksi Pemberitaan Daging Sapi di Media Online Detik.com dan Republika.co.id tahun 2016”, menyimpulkan bahwa:
·    Detik.com dalam menyampaikan pemberitaan impor daging kerbau memberikan sudut pandang yang lebih luas dari pada hanya sekedar memberitakan penolakan atas kebijakan tersebut yang marak di media massa. Di tengah maraknya pemberitaan mengenai penolakan kebijakan impor daging kerbau, detik.com memberikan opsi pemberitaan dari sudut pandang lain, yakni penekanan/pembingkaian pada update mengenai apa yang tengah dilakukan pemerintah dalam menindaklanjuti daging impor kerbau. Dengan demikian, masyarakat juga terinformasi sejauh mana kebijakan tersbut dijalankan. Namun sayangnya detik.com hanya menyampaikan pernyataan secara sepihak, yakni hanya dari sisi Bulog. Padahal, dalam berita tersebut detik.com juga menceritakan antusiasme pedagang sehingga seharusnya detik.com juga mengutip pernyataan pedagang. Hal ini dilakukan guna menggaet keprcayaan pembaca tentang kondisi di lapangan, apakah benar pedagang antusias yang dapat mendukung pernyataan Bulog atau justru sebaliknya.
·    Republika.co.id dalam menyampaikan pemberitaan impor daging kerbau lebih bertendensi negatif pada kebijakan pemerintah. Republika.co.id bertendensi menanamkan keyakinan secara lebih makro dengan meminjam mulut seorang pengamat yang menyatakan bahwa kebijakan impor daging kerbau dapat berdampak nasional dengan dipertaruhkannya citra Indonesia yang akan menjadi negara tidak bebas virus PMK jika terus mengimpor daging kerbau dari India. Republika.co.id secara jelas memberikan penonjolan pada hal-hal negatif sebagai dampak dari dijalankannya kebijakan impor daging kerbau asal India.  Seperti detik.com, republika.co.id juga hanya mengutip satu narasumbr sehingga pemberitaan jadi kurang seimbang.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dihimpun dari pemberitaan ini ialah:
·         Detik.com dan republika.co.id sebaiknya menambah satu lagi narasumber, yakni pedagang bagi detik.com, dan peternak bagi republika.co.id agar pemberitaan terlihat lebih seimbang.







 

No comments:

Post a Comment