PESONA BANJAR DALAM CORAK SASIRANGAN
Pernahkah anda mendengar tentang Sasirangan?
Indonesia terkenal dengan keanekaragaman suku dan budaya dari
berbagai penjuru negeri yang memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing. Jika
dunia telah memberikan pengakuan terhadap batik tulis dari daerah Jawa, maka semestinya
pesona kain sasirangan yang merupakan batik khas Suku Banjar, Kalimantan
Selatan, juga berpotensi dikenal dunia.
Kain sasirangan merupakan kerajinan yang telah diwariskan
secara turun menurun. Kain ini dibuat dengan cara tradisional menggunakan
teknik tusuk jelujur. Kemudian, kain diikat dengan tali rafia dan selanjutnya dicelupkan ke berbagai
pilihan warna.
![]() |
Gambar : Berbagai Motif dan Warna Batik Sasirangan Sumber www.google.com |
Awalnya, kain sasirangan hanya dipakai kaum bangsawan kerajaan
atau digunakan pada upacara adat tertentu. Seiring dengan perkembangan waktu,
kain sasirangan beralih fungsi menjadi
pakaian tradisional Suku Banjar. Kaum pria menjadikan kain sasirangan sebagai ikat
kepala (laung) atau sabuk, sedangkan kaum wanita menjadikannya sebagai
selendang, kerudung, dan udat (kemben).
Selanjutnya, perkembangan fesyen tanah air juga mendorong deasiner lokal Kalsel memasukkan kain sasirangan dalam kreasi-kreasi busananya. Corak dan motifnya yang beragam, serta pilihan warnanya yang menawan membuat masyarakat di berbagai daerah mulai tertarik mengenakan kain sasirangan.
Selanjutnya, perkembangan fesyen tanah air juga mendorong deasiner lokal Kalsel memasukkan kain sasirangan dalam kreasi-kreasi busananya. Corak dan motifnya yang beragam, serta pilihan warnanya yang menawan membuat masyarakat di berbagai daerah mulai tertarik mengenakan kain sasirangan.
Menyadari potensi kain sasirangan yang belum terangkat,
Pemerintah melalui Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Banjarmasin telah berupaya
mewujudkan sentra produksi kain sasirangan. Kampung Sasirangan yang berlokasi di
Jalan Seberang Masjid Kelurahan Kampung Melayu merupakan tempat terpusatnya puluhan
pengrajin kain batik khas Banjarmasin. Mereka mengreasikan kain sasirangan
menjadi aneka souvenir dan busana sasirangan. Kini, Kampung Sasirangan masih
menjadi salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun
mancanegara.
Sementara itu, guna memanfaatkan potensi kain sasirangan
di sektor ekonomi, Pemerintah Provinsi Kalsel berupaya terus menguatkan pasar
bagi industri kain sasirangan. Saat ini di pasar domestik, kain sasirangan telah
dipasarkan ke berbagai daerah dan dimanfaatkan sebagai bahan kain pembuatan
kemeja maupun kaos.
Sedangkan untuk luar negeri, pemasaran produk sasirangan telah berhasil menembus pasar ekspor dari mulai Australia, Singapura, Malaysia, serta beberapa negara lainnya yang ada di benua Asia. Untuk itu sebagai wujud nyata promosi sekaligus guna meningkatkan pendapatan daerah, Pemerintah Kalsel mencanangkan “Sasirangan Street Festival 2016”.
Sedangkan untuk luar negeri, pemasaran produk sasirangan telah berhasil menembus pasar ekspor dari mulai Australia, Singapura, Malaysia, serta beberapa negara lainnya yang ada di benua Asia. Untuk itu sebagai wujud nyata promosi sekaligus guna meningkatkan pendapatan daerah, Pemerintah Kalsel mencanangkan “Sasirangan Street Festival 2016”.
Acara tersebut juga digelar sebagai perayaan HUT ke-66 Provinsi
Kalsel pada 18 September 2016. Festival ini akan diramaikan berbagai atraksi
kesenian dari berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan kreasi pakaian
berbahan dasar kain sasirangan.
![]() |
Gambar : Peragaan Busana menggunakan Sasirangan (Sumber : www.google.com) |
“Cintai produk lokal daerah dan banggalah jadi orang
Indonesia”, ujar Chef Agus Sasirangan, salah satu pemenang Master Chef
Indonesia asal Banjarmasin yang juga merupakan Ketua Komunitas Sasirangan di
Banjarmasin.
Besarnya potensi bisnis kain sasirangan khas Kalimantan Selatan tersebut menjadi salah satu bukti nyata bagi kita bersama, bahwa sebenaranya masih banyak potensi-potensi daerah di sekitar kita yang bisa dimanfaatkan sebagai peluang usaha. Melalui Sasirangan Street Festival 2016 ini, para perajin kain sasirangan berpeluang memasarkan produknya di kancah yang lebih luas. Maka, ayo kita ramaikan dan dukung Sasirangan Street Festival 2016 di Kalsel sebagai wujud cinta Indonesia!!
Advetorial -- Kelompok 3
Astu Normasari, Belinda Devi L.S., Sofia Mariana, Yolanda Rosylvia J.
Besarnya potensi bisnis kain sasirangan khas Kalimantan Selatan tersebut menjadi salah satu bukti nyata bagi kita bersama, bahwa sebenaranya masih banyak potensi-potensi daerah di sekitar kita yang bisa dimanfaatkan sebagai peluang usaha. Melalui Sasirangan Street Festival 2016 ini, para perajin kain sasirangan berpeluang memasarkan produknya di kancah yang lebih luas. Maka, ayo kita ramaikan dan dukung Sasirangan Street Festival 2016 di Kalsel sebagai wujud cinta Indonesia!!
Advetorial -- Kelompok 3
Astu Normasari, Belinda Devi L.S., Sofia Mariana, Yolanda Rosylvia J.
satu alinea tidak lebih 5 baris. Belum ada Caption. Makanya adalah kata sambu jadi diletakkan di awal kalimat.
ReplyDeleteTerima kasih banyak atas koreksinya, Ibu.... telah kami revisi sebagaimana koreksi dari Ibu :)
ReplyDelete