Friday, September 9, 2016

SASIRANGAN STREET FESTIVAL 2016

PESONA BANJAR DALAM CORAK SASIRANGAN


Pernahkah anda mendengar tentang Sasirangan?
Indonesia terkenal dengan keanekaragaman suku dan budaya dari berbagai penjuru negeri yang memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing. Jika dunia telah memberikan pengakuan terhadap batik tulis dari daerah Jawa, maka semestinya pesona kain sasirangan yang merupakan batik khas Suku Banjar, Kalimantan Selatan, juga berpotensi dikenal dunia.


Gambar : Berbagai Motif dan Warna Batik Sasirangan
Sumber www.google.com
Kain sasirangan merupakan kerajinan yang telah diwariskan secara turun menurun. Kain ini dibuat dengan cara tradisional menggunakan teknik tusuk jelujur. Kemudian, kain diikat dengan tali rafia dan selanjutnya dicelupkan ke berbagai pilihan warna.
Awalnya, kain sasirangan hanya dipakai kaum bangsawan kerajaan atau digunakan pada upacara adat tertentu. Seiring dengan perkembangan waktu, kain sasirangan  beralih fungsi menjadi pakaian tradisional Suku Banjar. Kaum pria menjadikan kain sasirangan sebagai ikat kepala (laung) atau sabuk, sedangkan kaum wanita menjadikannya sebagai selendang, kerudung, dan udat (kemben). 

Selanjutnya, perkembangan fesyen tanah air juga mendorong deasiner lokal Kalsel memasukkan kain sasirangan dalam kreasi-kreasi busananya. Corak dan motifnya yang beragam, serta pilihan warnanya yang menawan membuat masyarakat di berbagai daerah mulai tertarik mengenakan kain sasirangan.          
Menyadari potensi kain sasirangan yang belum terangkat, Pemerintah melalui Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Banjarmasin telah berupaya mewujudkan sentra produksi kain sasirangan. Kampung Sasirangan yang berlokasi di Jalan Seberang Masjid Kelurahan Kampung Melayu merupakan tempat terpusatnya puluhan pengrajin kain batik khas Banjarmasin. Mereka mengreasikan kain sasirangan menjadi aneka souvenir dan busana sasirangan. Kini, Kampung Sasirangan masih menjadi salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sementara itu, guna memanfaatkan potensi kain sasirangan di sektor ekonomi, Pemerintah Provinsi Kalsel berupaya terus menguatkan pasar bagi industri kain sasirangan. Saat ini di pasar domestik, kain sasirangan telah dipasarkan ke berbagai daerah dan dimanfaatkan sebagai bahan kain pembuatan kemeja maupun kaos.

Sedangkan untuk luar negeri, pemasaran produk sasirangan telah berhasil menembus pasar ekspor dari mulai Australia, Singapura, Malaysia, serta beberapa negara lainnya yang ada di benua Asia. Untuk itu sebagai wujud nyata promosi sekaligus guna meningkatkan pendapatan daerah, Pemerintah Kalsel mencanangkan “Sasirangan Street Festival 2016”.
Acara tersebut juga digelar sebagai perayaan HUT ke-66 Provinsi Kalsel pada 18 September 2016. Festival ini akan diramaikan berbagai atraksi kesenian dari berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan kreasi pakaian berbahan dasar kain sasirangan.
Gambar : Peragaan Busana menggunakan
Sasirangan (Sumber : www.google.com)
Selain itu, festival yang akan digelar di Siring Pandang Kota Banjarmasin tersebut akan memfasilitasi sejumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) memamerkan produk kain sasirangan unggulannya. Acara ini juga melibatkan para desainer muda dan para pemilik butik, serta diramaikan komunitas pecinta sasirangan di Kalsel.
“Cintai produk lokal daerah dan banggalah jadi orang Indonesia”, ujar Chef Agus Sasirangan, salah satu pemenang Master Chef Indonesia asal Banjarmasin yang juga merupakan Ketua Komunitas Sasirangan di Banjarmasin.

Besarnya potensi bisnis kain sasirangan khas Kalimantan Selatan tersebut menjadi salah satu bukti nyata bagi kita bersama, bahwa sebenaranya masih banyak potensi-potensi daerah di sekitar kita yang bisa dimanfaatkan sebagai peluang usaha. Melalui Sasirangan Street Festival 2016 ini, para perajin kain sasirangan berpeluang memasarkan produknya di kancah yang lebih luas. Maka, ayo kita ramaikan dan dukung Sasirangan Street Festival 2016 di Kalsel  sebagai wujud cinta Indonesia!!




Advetorial -- Kelompok 3
Astu Normasari, Belinda Devi L.S., Sofia Mariana, Yolanda Rosylvia J.

2 comments:

  1. satu alinea tidak lebih 5 baris. Belum ada Caption. Makanya adalah kata sambu jadi diletakkan di awal kalimat.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih banyak atas koreksinya, Ibu.... telah kami revisi sebagaimana koreksi dari Ibu :)

    ReplyDelete