KONSTRUKSI PEMBERITAAN KASUS PASPOR PALSU
CALON JAMAAH HAJI INDONESIA
DI KOMPAS.COM DAN BERITAGAR.ID
Oleh:
Sheila, Direktorat Pengolahan dan Penyediaan Informasi Kemenkominfo (sheila.basalamah@gmail.com)
Yolanda Rosylvia Juniar, Ditjen Imigrasi Kemenkumham (yolaveeyola@gmail.com)
Abstrak: Perkembangan teknologi yang pesat membuat tren pencari berita bergeser dari media cetak ke media online. Karakteristiknya yang cepat, mudah diakses dan selalu up to date merupakan salah satu dari sekian banyak faktor mengapa media online menjadi favorit para pencari berita. Dalam setiap pemberitaannya, setiap media selalui dipengaruhi oleh ideologi, kekuasaan dan kepentingan pemilik media tidak terkecuali media online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana suatu media membingkai dan mengonstruksikan realitas berita mengenai kasus paspor palsu calon jamaah haji Indonesia di Kompas.com dan Beritagar.id. Teknik framing yang digunakan dalam penelitian ini adalah framing Robert M. Entman yang memiliki fokus pada bagaimana mendefinisikan suatu masalah, apa/siapa penyebab masalah, keputusan moral apa yang terdapat dalam berita tersebut dan apa penyelesaian yang ditawarkan oleh wartawan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mengonstruksi dan membingkai kasus paspor haji palsu baik Kompas.com dan Beritagar.id memiliki kesan yang hampir sama dengan sedikit penekanan yang berbeda. Kompas.com lebih menekankan pada langkah-langkah pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan masalah calon haji ilegal, sementara Beritagar.id lebih memfokuskan pada upaya pemerintah Filipina dalam membongkar sindikat pemalsu paspor.
Kata Kunci: Media Online, Analisis Framing Robert Entman, Calon Haji Ilegal, Paspor Palsu
PENDAHULUANArus digitalisasi yang semakin deras mengalir membawa informasi sedemikian cepatnya sehingga menjadikan media online sebagai tren terkini yang digemari masyarakat untuk menyediakan dan mengakses berbagai berita atau informasi. Salah satunya pemberitaan mengenai Paspor Palsu Calon Jamaah Haji Indonesia.
Banyak media massa yang mengangkat mengenai pemberitaan tersebut, salah satunya dari Kompas.com. Sebagaimana yang diketahui bersama, Kompas.com merupakan bagian dari Kelompok Kompas Gramedia yang dikelola oleh PT. Kompas Cyber Media yang lahir sejak 1 Mei 2011. Media ini dikenal dan dipercaya sebagai salah satu sumber berita oleh masyarakat karena pemberitaannya yang cenderung netral memandang dari sisi secara berimbang dan aktual.
Selain Kompas.com, Beritagar.id merupakan salah satu media yang cukup menarik minat masyarakat, sekalipun media ini masih tergolong baru. Lahir sejak tahun 2015, Beritagar.id merupakan gabungan dari situs kurasi publik, lintas.me (2011) dengan situs Beritagar.com (2012), di bawah payung PT. Lintas Cipta Media (LCM) yang merupakan salah satu anak perusahaan Global Digital Prima (GDP) Venture.
Sebagaimana marak diberitakan di media massa, pemberitaan paspor palsu calon jamaah haji Indonesia mengundang berbagai macam respon. Disatu sisi, banyak yang mempertanyakan motif dari calon jemaah haji yang hendak berangkat ke tanah suci dengan cara yang salah, namun disisi lain lebih menekankan kepada ulah oknum yang memanfaatkan situasi tersebut untuk keuntungan pribadi/golongan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian dilakukan untuk melihat bagaimana Kompas.com dan Beritagar.id mengkonstruksi (membingkai) pemberitaan dimaksud. Dengan latarbelakang profil media yang berbeda, kedua media tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda pula dalam mengangkat pemberitaan mengenai paspor palsu calon jemaah haji yang sedang marak diberitakan.
Diharapkan, dengan adanya penelitian ini dapat dilihat kecenderungan kedua media dalam membingkai pemberitaan mengenai paspor palsu calon haji. Selain itu, dapat menjadi sumbangan pemikiran baik bagi kalangan akademisi maupun masyarakat yang membaca penelitian ini, sehingga dapat melihat permasalahan ini dari berbagai macam perspektif.
LANDASAN TEORIGlobalisasi menuntut segala sesuatunya untuk cepat, termasuk dalam hal pencarian informasi. Informasi yang cepat, aktual,akurat, dan menarik seolah menjadi tuntutan bagi khalayak saat ini. Informasi saat ini tidak hanya dapat kita temukan dan lihat pada media cetak ataupun elektronik. Sampai saat ini, tahap akhir dari perkembangan media adalah penemuan internet. Penemuan tersebut membawa revolusi besar dalam komunikasi massa dengan lahirnya jurnalisme onlie yang bukan lagi diupdate dalam hitungan hari atau jam, namun sudah dalam hitungan detik. Jurnalisme bentuk baru ini memungkinkan akses informasi yang cepat kepada khalayak (Junaedi, 2007:30).
Media online atau biasa disebut dengan media digital merupakan media yang tersaji secara online di internet. Pengertian media online secara khusus terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa yang mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas (M. Romli, 2012:34). Ciri khusus jurnalisme online dapat dilihat dari kecepatan penyajian informasinya, da dapat dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Adapun karakteristik tulisan berita biasanya berbentuk langsung pada intinya (straight news), ringkas, pendek, dan padat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang dimaksud dengan berita adalah (1) cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, (2) laporan, dan (3) pemberitahuan. Pengertian berita secara etimologis yaitu produk utama jurnalistik yang dipublikasikan melalui media massa atau media komunikasi massa, seperti surat kabar, radio, televisi, dan media online. Menurut Charnley & James M. Neal yang dikutip dari http://www.komunikasipraktis.com/2015/04/pengertian-berita-lengkap.html adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus disampaikan secepatnya kepada khalayak.
Setiap berita memiliki framing atau sudut pandang tertentu yang membedakannya dari berita yang satu dengan berita lainnya. Secara sederhana framing dapat diartikan sebagai sebuah proses membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita.
Salah satu teknik analiss framing yang sering digunakan adalah Analisis Framing Robertn Entman. Konsep framing Entman menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realistas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih beasr daripada isu yang lain (Eriyanto:2002:186). Analisis Framing Model Entman memiliki empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing, yaitu define problems (pendefinisian masalah), diagnose causes (sumber masalah), make a moral judgement (keputusan), dan treatment recommendation (menekankan penyelesaian).Skema Framing Robert N. Entman
Sumber: Eriyanto. Konstruksi, ideologi, dan politik media, 2004 : 188
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: selesi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak.
METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Moleong (2007:4), mengemukakan bahwa metodologi kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada kata- kata yang tertulis maupun secara lisan dari tindakan bisa yang dilihat. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dikarenakan peneliti ingin menganalisa fenomena media dalan mengkonstruksikan suatu kasus atau realita yang menjadi berita. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu pemaparan atas data atau uraian dan penafsiran terhadap pembingkaian berita hasil konstruksi suatu berita.Dalam penelitian ini, model analisis framing yang digunakan adalah model framing dari Robert Entman. Dalam framing Entman konsep yang paling mendasar adalah merujuk pada bagaimana memberikan definisi, penjelasan, evaluasi dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang ada. Obyek dalam penelitian ini adalah teks berita kasus paspor haji palsu di portal media Kompas.com dan Beritagar.id edisi 21 Agustus 2016. Pemilihan Kompas.com dan Beritagar.id sebagai obyek penelitian karena kedua portal media tersebut merupakan portal media berskala nasional yang juga memberitakan tentang kasus paspor haji palsu.
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Data primer, yaitu diperoleh langsung dari obyek yang diteliti, sedangkan sekunder adalah data yang tidak diperoleh dari obyek yang diteliti. Data primer didapat dengan cara mengumpulkan dan mendokumentasikan teks berita mengenai kasus paspor haji palsu di Kompas.com dan Beritagar.id edisi 21 Agustus 2016. Sedangkan data sekunder akan dilakukan dengan cara mencari data dari berbagai sumber seperti buku, internet, tesis, jurnal yang akan dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian. (Sugiyono,2010:308).Teknik analisis data menurut Sugiyono (2010:335), adalah suatu proses untuk memperoleh dan menyusun data sistematis yang didapat dari hasil wawancara, dokumentasi dan hasil yang didapat dari lapangan yang kemudian dijabarkan dalam kategori – kategori tertentu dengan menentukan data mana yang penting serta menyertakan kesimpulan agar dapat dimengerti oleh orang yang membacanya.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis teks media dengan metode analisis framing menggunakan pendekatan model framing Robert N. Entman untuk menganalisa data yang telah didapatkan. Sebagaimana yang yang telah terlihat dalam pengertian analisis data tersebut maka penelitian ini akan berfokus pada pemberitaan kasus paspor haji palsu dengan cara dokumentasi data dari portal media Kompas.com dan Beritagar.id. Data yang diperoleh selanjutnya akan diolah dan dijabarkan dalam bentuk unit – unit tertentu dengan framing Robert Entman. Menurut Sobur (2006:163), dua faktor dari framing tersebut dapat membuat framing berita menjadi lebih tajam melalui proses seleksi yang layak ditampilkan. Dalam mengambil suatu keputusan untuk menonjolkan sisi mana yang harus diangkat disuatu media maka keterlibatan wartwan dalam menghasilkan suatu berita harus didasarkan pada nilai dan ideologi wartawan.ANALISA DAN PEMBAHASANANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PASPOR HAJI PALSU DI KOMPAS.COM DAN BERITAGAR.ID
Dalam membingkai berita baik Kompas.com maupun Detik.com dalam memberitakan kasus paspor haji palsu tidak jauh berbeda. Perbedaan Kompas.com dan Beritagar.id dapat terlihat dari cara penyusunan dan penekanan judul berita yang diangkat oleh wartawan. Jika dilihat Kompas.com beritanya cenderung lebih kepada alasan yang melatarbelakangi timbulnya masalah paspor haji palsu, yaitu kuota haji yang minim jika dibandingkan dengan minat haji masyarakat Indonesia. Selain itu berita yang disajikan oleh Kompas.com menyiratkan bahwa pemerintah Indonesia telah bergerak secara aktif baik dalam hal penyelesaian kasus paspor palsu maupun upaya diplomasi untuk meningkatkan kuota haji Indonesia. Diharapkan dengan langkah tersebut permasalahan serupa tidak akan terjadi lagi di masa yang akan datang.
Sementara itu yang menjadi penekanan pada berita mengenai paspor haji palsu yang diangkat oleh Beritagar.id adalah adanya calo yang membantu para calon haji asal Indonesia untuk bisa memiliki paspor Filipina. Berbeda dengan Kompas.com, Beritagar.id memberikan highlight pemberitaannya seputar kinerja pemerintah Filipina yang berhasil menangkap lima orang warga negaranya yang terlibat dalam sindikat pemalsuan paspor.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari Konstruksi Pemberitaan Kasus Paspor Palsu Calon Jamaah Haji Indonesia di Kompas.com dan Beritagar.id adalah sebagai berikut:
1. Pemberitaan Kompas.com dirasa lebih lengkap karena selain mengungkapkan akar permasalahan penggunaan paspor palsu di kalangan jamaah haji Indonesia juga menyampaikan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menangani kasus tersebut.
2. Pemberitaan Beritagar.id terlihat lebih fokus pada pemerintah Filipina yang bertindak cepat dalam mengungkap sindikat pemalsuan paspor.
SARAN1. Menanggapi pemberitaan mengenai permasalah paspor palsu calon jamaah haji tersebut, ada baiknya apabila Beritagar.id lebih menambah porsi pemberitaan yang mengulas tentang kinerja pemerintah Indonesia terkait upaya penyelesaian dan penanggulangan kasus yang ada.
Ada baiknya apabila dari permasalah yang melibatkan dua negara (Indonesia dan Filipina), Kompas.com juga mengulas pemberitaan dari sisi pemerintah Filipina.
LANDASAN TEORIGlobalisasi menuntut segala sesuatunya untuk cepat, termasuk dalam hal pencarian informasi. Informasi yang cepat, aktual,akurat, dan menarik seolah menjadi tuntutan bagi khalayak saat ini. Informasi saat ini tidak hanya dapat kita temukan dan lihat pada media cetak ataupun elektronik. Sampai saat ini, tahap akhir dari perkembangan media adalah penemuan internet. Penemuan tersebut membawa revolusi besar dalam komunikasi massa dengan lahirnya jurnalisme onlie yang bukan lagi diupdate dalam hitungan hari atau jam, namun sudah dalam hitungan detik. Jurnalisme bentuk baru ini memungkinkan akses informasi yang cepat kepada khalayak (Junaedi, 2007:30).
Media online atau biasa disebut dengan media digital merupakan media yang tersaji secara online di internet. Pengertian media online secara khusus terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa yang mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas (M. Romli, 2012:34). Ciri khusus jurnalisme online dapat dilihat dari kecepatan penyajian informasinya, da dapat dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Adapun karakteristik tulisan berita biasanya berbentuk langsung pada intinya (straight news), ringkas, pendek, dan padat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang dimaksud dengan berita adalah (1) cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, (2) laporan, dan (3) pemberitahuan. Pengertian berita secara etimologis yaitu produk utama jurnalistik yang dipublikasikan melalui media massa atau media komunikasi massa, seperti surat kabar, radio, televisi, dan media online. Menurut Charnley & James M. Neal yang dikutip dari http://www.komunikasipraktis.com/2015/04/pengertian-berita-lengkap.html adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus disampaikan secepatnya kepada khalayak.
Setiap berita memiliki framing atau sudut pandang tertentu yang membedakannya dari berita yang satu dengan berita lainnya. Secara sederhana framing dapat diartikan sebagai sebuah proses membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita.
Salah satu teknik analiss framing yang sering digunakan adalah Analisis Framing Robertn Entman. Konsep framing Entman menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realistas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih beasr daripada isu yang lain (Eriyanto:2002:186). Analisis Framing Model Entman memiliki empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing, yaitu define problems (pendefinisian masalah), diagnose causes (sumber masalah), make a moral judgement (keputusan), dan treatment recommendation (menekankan penyelesaian).Skema Framing Robert N. Entman
Define Problems
(Pendefinisian masalah)
|
Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat? Sebagai apa? Sebagai masalah apa?
|
Diagnose causes
(Memperkirakan masalah atau sumber masalah)
|
Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah?
|
Make moral judgement
(Membuat keputusan moral)
|
Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan?
|
Treatment recommendation (Menekankan penyelesaian)
|
Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah?
|
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: selesi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak.
METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Moleong (2007:4), mengemukakan bahwa metodologi kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada kata- kata yang tertulis maupun secara lisan dari tindakan bisa yang dilihat. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dikarenakan peneliti ingin menganalisa fenomena media dalan mengkonstruksikan suatu kasus atau realita yang menjadi berita. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu pemaparan atas data atau uraian dan penafsiran terhadap pembingkaian berita hasil konstruksi suatu berita.Dalam penelitian ini, model analisis framing yang digunakan adalah model framing dari Robert Entman. Dalam framing Entman konsep yang paling mendasar adalah merujuk pada bagaimana memberikan definisi, penjelasan, evaluasi dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang ada. Obyek dalam penelitian ini adalah teks berita kasus paspor haji palsu di portal media Kompas.com dan Beritagar.id edisi 21 Agustus 2016. Pemilihan Kompas.com dan Beritagar.id sebagai obyek penelitian karena kedua portal media tersebut merupakan portal media berskala nasional yang juga memberitakan tentang kasus paspor haji palsu.
Frame
|
Kompas.com
|
Beritagar.id
|
Judul
|
Apa Sebabnya Jemaah Haji Indonesia Nekat Gunakan Paspor Palsu Filipina?
|
Pakai Paspor Palsu, 177 Calon Haji Indonesia Ditahan Filipina
|
Define Problem
|
177 WNI berangkat haji via Filipina dengan menggunakan paspor palsu
|
Calon Haji Indonesia Ditahan Filipina terkait penggunaan paspor palsu
|
Diagnostic Cause
|
1. Ketidaktahuan dan terbatasnya kuota ibadah haji jika dibandingkan dengan minat ibadah haji
2. Beberapa negara tidak mengoptimalkan penggunaan kuota ibadah haji. Hal ini kemudian menjadi celah bagi segelintir oknum untuk memanfaatkan situasi, salah satunya dengan cara menawarkan paspor palsu dari Filipina.
|
1. Terbatasnya kuota haji Indonesia
2. Adanya calo yang membantu para calon haji mendapatkan paspor palsu
3. Adanya peningkatan pengawasan di bandara Filipina setelah mendapatkan informasi mengenai rencana keberangkatan sejumlah WNI dengan paspor Filipina
|
Moral Judgement
|
177 WNI pengguna paspor palsu adalah korban, meski demikian hukum adalah hukum. Permasalahan paspor palsu tetap akan diproses sesuai dengan peraturan perundangan baik Indonesia maupun Filipina
|
Para calon haji yang ditangkap merupakan korban sindikat pemalsu paspor Filipina
|
Treatment Recommendation
|
1. Menjalin komunikasi intens dengan otoritas Filipina mengenai penyelesaian masalah 177 WNI pengguna paspor palsu
2. Penanganan persoalan secara komprehensif sesuai dengan peraturan perundangan baik Indonesia maupun Filipina
3. Untuk mengatasi masalah WNI yang melakukan ibadah haji via negara lain, akan dilakukan pendekatan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang terkait kuota haji.
|
1. Pemerintah Filipina menangkap lima warga negaranya yang diduga “mengawal” para calon haji Indonesia berpaspor Filipina
2. Pemerintah Indonesia dan Filipina berkoordinasi melakukan pendalaman kasus penggunaan paspor palsu oleh 177 calon haji
|
Sementara itu yang menjadi penekanan pada berita mengenai paspor haji palsu yang diangkat oleh Beritagar.id adalah adanya calo yang membantu para calon haji asal Indonesia untuk bisa memiliki paspor Filipina. Berbeda dengan Kompas.com, Beritagar.id memberikan highlight pemberitaannya seputar kinerja pemerintah Filipina yang berhasil menangkap lima orang warga negaranya yang terlibat dalam sindikat pemalsuan paspor.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari Konstruksi Pemberitaan Kasus Paspor Palsu Calon Jamaah Haji Indonesia di Kompas.com dan Beritagar.id adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Eriyanto. 2002. Konstruksi, Ideologi, Politik Media dan Analisis Framing,Yogyakarta. LKiS Lexy, Moleong. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, Bandung: Alfabeta Sobur, A. 2009. Analisis Teks Media. Remaja Rosdakarya. Bandung
http://strategikomunikasi.blogspot.co.id/2013/06/perangkat-dan-framing-entman.html
M.Romli, Asep Syamsul. Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online (Bandung, Nuansa Cendekia, 2012) Hal 34.
No comments:
Post a Comment