PATI - Isu
klaim kepemilikan kelapa kopyor genjah asli Pati oleh Filipina menjadi sorotan Kementerian
Pertanian (Kementan). Kepala Sub Bidang (Kasubid) Kelapa dan Palma pada Dirjen
Perkebunan Kementan, Unggul Ametung, bahkan mendesak agar kelapa kopyor genjah
segera dipatenkan.
“Kita harus
cepat-cepat melindungi hak paten kelapa kopyor asal Pati karena komoditas ini
akan diklaim Filipina," ujar Unggul, kemarin, saat meninjau Sentra Kopyor
di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati.
Ia juga
mengatakan bahwa sesuai UU Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek, pengajuan hak
paten harus dimulai dari Indikasi Geografis (IG). Ia menerangkan, secara hukum
IG merupakan indikasi yang dapat menerangkan dengan jelas bahwa suatu produk
berasal dari suatu kawasan atau wilayah tertentu suatu negara.
“IG akan
mengindikasikan apakah komoditas ini memiliki kualitas dan reputasi serta sifat-sifat
lainnya yang secara mendasar terkait erat dengan asal geografisnya”, imbuhnya.
Pria penggemar
batik ini pun mendesak kelompok tani setempat untuk berkoordinasi dengan Dinas
Perkebunan di tingkat kabupaten agar mendaftarkan diri ke Dirjen Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) pada Kementerian Hukum dan HAM. “Pada intinya kami
mendorong agar kelapa kopyor genjah ini segera mendapatkan hak paten sebelum diklaim
negara lain," terangnya.
Setelah produk
tersebut mendapatkan hak paten asli Pati, pihaknya mempersilahkan jika buah ini
hendak dikembangkan ke daerah lain. Apalagi selama ini daerah Lampung, Kaltim bahkan
Manado banyak yang membeli bibit kelapa kopyor dari wilayah ini.
"Pencantuman
produk asli Pati sangat penting karena kopyor yang saat ini diproduksi
besar-besaran oleh Filipina ternyata berasal dari Manado," jelasnya.
Kepala Balai Penelitian Tanaman
Palma Manado, Ismail Maskromo, yang juga hadir dalam kegiatan ini, membenarkan
keterangan Unggul. Menurutnya, kualitas
buah yang dihasilkan dari Kabupaten Pati merupakan yang terbaik di Indonesia.
Ismail mengakui,
kelapa kopyor Pati dikenal cepat berbuah dan memiliki hasil yang lebih banyak. Selain
itu, lanjutnya, harga jual kelapa kopyor genjah juga amat menjanjikan. Harga
dari petani per buahnya Rp 10 ribu untuk ukuran kecil, dan untuk ukuran paling
besar pada bulan Ramadhan harganya bisa mencapai Rp 40 ribu.
“Kalau di
daerah lain buahnya kebanyakan jenis kelapa dalam,” tutur pria penyuka batu
akik ini. Jenis kelapa ini diakuinya
bisa mencapai umur ratusan tahun, berbuah lebat, ukurannya besar-besar, namun
baru bisa mulai berbuah pada umur 8 sampai 10 tahun.
Jenis kopyor
genjah yang banyak dijumpai di Pati justru punya karakter yang berbeda. Menurut
Ismail, kopyor dari daerah ini lebih lebat dan bisa mulai berbuah pada umur 4
sampai 5 tahun. Prosentase kopyor dalam tiap tandan kelapa juga di atas 50%.
Karenanya, benih kelapa kopyor genjah asal Pati menjadi alternatif menarik
untuk dikembangkan.
Apalagi
menurut Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Pati, Silvinus Sibabhoka, sejak tahun
1960-an kelapa kopyor ini sudah banyak dikembangkan penduduk. Hingga sekarang,
jelas Silvinus, kelapa kopyor genjah hampir ada di semua pekarangan dan kebun
sekitar rumah penduduk di beberapa kecamatan di Kabupaten Pati.
Luas tanam kelapa
kopyor di Kabupaten Pati, menurutnya, mencapai 378,09 hektar. Tiga kecamatan
yang memiliki areal tanaman terluas yaitu Dukuhseti, Tayu, dan Margoyoso.
“Mengingat potensinya
yang cukup menjanjikan, desakan untuk memfasilitasi pendaftaran HAKI tentunya akan
segera kami tindaklanjuti”, pungkasnya.
Kelompok V :
·
Erwin Dwisusanto, S.Sos (Humas Pemkab Kudus)
·
Fithri Nugrahani S., S.Sos, M.Si (Humas Setda
Pati)
·
Baiq Diah Aprina W., S.Sos (Kantor Penghubung
Pemda NTB di Jakarta)
·
R. Yanti Ruchiyati, S.I.Kom (Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI)
Apa perbedaan kopyor genjah dengan kopyor lainnya?
ReplyDeleteKurang tanggal, tambahkan masa tanam berbeda, keistimewaan,
ReplyDelete